Seiring berjalannya waktu, tak terasa kini kita sudah berada di penghujung tahun 2007. Tentunya kita melewati tahun itu dengan tangis dan canda tawa kita. Termasuk bagaimana orang lain memandang kita. Hal yang tak dapat dipungkiri dalam cara bagaimana orang tersebut mengenal kita adalah dari tingkah laku dan sifat-sifat kita. Bila suatu hari kita bertemu dengan orang baru, tentunya kesan pertama yang dilihat adalah penampilan luarnya. Setelah sekian lama waktu berlalu, barulah kita pun ikut menilai sifat-sifatnya yang ada dari dalam. Tak sering kita jumpai ada sebuah pepatah yang mengatakan “Janganlah melihat sesuatu hanya dari penampilan luarnya saja, namun lihatlah juga sisi dalamnya”. Karena tak selamanya penampilan luar yang baik itu menampakkan juga keindahan di dalamnya, kadang kala penampilan luar pun dapat menyesatkan kita ke jalan yang salah. Namun di sisi lain, kita pun tidak berhak menghakimi mereka dengan cara seperti itu.
Bila kita berada dalam posisi sebagai orang yang selalu dihakimi orang lain, janganlah kita berubah hanya demi mendapatkan perhatian dari orang lain. Karena segala sesuatunya berasal dari dalam hati, sehingga kita jugalah yang merasakan baik buruknya apa yang telah kita lakukan. Apalah gunanya bila kita ingin berubah namun tidak dimulai dari dalam hati, apalagi hanya mengikuti “trend” perkembangan zaman sekarang (yang kurang baik) maupun ikut-ikutan orang lain. Hal seperti itu akan dapat membuat kita tidak nyaman dan tentunya menyengsarakan diri sendiri. Untuk itu hendaknya kita harus introspeksi diri terlebih dahulu. Dengan begitu kita dapat menilai apa yang memang sudah benar dan apa yang masih harus kita perbaiki.
Perubahan yang dilakukan pun harus melewati beberapa proses. Sesuatu yang baik adalah sesuatu yang dilakukan secara bertahap, tidak instant. Perubahan yang dilakukan dalam sekejap, akan hilang dalam sekejap pula. Untuk itu pula kita harus bekerja keras untuk menggapainya. Perlu pengorbanan untuk dapat mencapai hasil yang terbaik. Agar kita dapat membuktikan kepada dunia bahwa kita bisa menjadi orang yang lebih baik lagi dari yang kemarin-kemarin.
Mulailah dengan merubah kebiasaan-kebiasaan buruk yang sering kita lakukan. Jangan terlalu “ngoyo“. Lakukanlah hal-hal yang sederhana terlebih dahulu secara wajar. Agar orang-orang di sekitar kita tidak “negative thingking“ terhadap kita. Mengubah imej yang buruk bukanlah sesuatu yang gampang, melainkan harus step by step. Dengan begitu kita akan dapat menjadi orang yang pantang menyerah. Hal yang paling penting adalah “be your self“, artinya jadilah diri sendiri, janganlah mengubah diri kita yang tidak sesuai dengan pendirian kita, yang nantinya akan berakibat merugikan diri sendiri.
Untuk itu di tahun yang mendatang, Tunjukkan siapa dirimu sebenarnya dengan begitu inner beauty kita pun semakin terpancar seiring dengan outer beauty kita.
HAPPY NEW YEAR 2008.... Get the success with good imej in the new year 2008, GOOD LUCK...
Mama… Sesosok orang yang telah mengandungku selama 9 bulan lamanya. Beliau adalah bagian dari hidupku yang tak pernah terpisahkan dariku, meski ruang dan waktu memisahkan kami. Karena tangannyalah, kini ku beranjak dewasa. Ku dapati diriku telah menikmati indahnya hidup ini. Pengorbanannya yang sangat besar, tak ku pungkiri telah menjadikanku seorang anak yang cukup tegar. Hatinya yang begitu mulia telah memberiku semangat untuk terus melangkah menuju hari esok yang menanti di depan mata. Beliau curahkan kasih sayangnya padaku tak jemu-jemu. Menasehatiku dengan begitu sabar yang takkan pernah ku lupa. Kini, seiring bertambahnya usiaku, ku merajut asa menggapai mimpi dengan bimbingan beliau. Menuntun diriku dalam meniti hidup. Wahai Mama, engkaulah insiprasiku. Karena beliaulah, aku masih sanggup berdiri untuk terus menjalani kerasnya hidup ini. Tak pernah terlintas dibenakku bila engkau tak ada di sampingku. Mungkin aku bagaikan orang buta yang kehilangan tongkatnya, bila suatu hari hal itu melanda diriku. Ku lihat lembaran sebelumnya, teringat bahwa selama ini aku jarang bercengkerama ataupun sekedar bercerita tentang indahnya hari ini padamu Mama. Itu bukan berarti aku tak menyayangi ataupun tak menghiraukan Mama. Namun, itu dikarenakan, kau begitu berkharisma untukku, hingga aku tak sanggup berkata-kata di depanmu Mama.
Aku bukanlah seorang yang naif. Tak ku pungkiri, jika selama ini aku sering mengecewakanmu Mama, membuatmu marah padaku pun aku sering tak sengaja melakukannya. Maafkan Nia, bila selama ini tak pernah membuat mama bangga. Nia hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Kini, di hari yang spesial ini, tak ada yang dapat ku berikan selain peluk dan ciumku serta ku ucapkan,
Di saat kita menemukan cinta sejati, tentu merasa bahagia dan semuanya terlihat lebih indah. Dimana kita mempunyai seseorang yang dapat kita ajak berbagi dalam senang maupun duka. Namun tidak semuanya berjalan dengan kemauan kita, kadang ada saja masalah yang melanda. Seperti contohnya, dikala pasangan kita mempunyai kekurangan, kita pun sebagai pasangannya harus dapat memakluminya. Karena kita telah mengenalnya, baik luar dan dalamnya. Namun dikala kita dapat menerima segala "minus"nya pasangan kita, itu berarti kita telah menyayanginya secara apa adanya. Bukan hanya keelokan paras dan hatinya, tetapi kekurangannya pun kita menerimanya. Coba kita telaah lagi, sama nggak sich dengan cinta buta. Cinta buta sendiri adalah cinta dimana kita mengesampingkan/menutupi semua kekurangan yang ada pada pasangan kita, sehingga kita mengganggap pasangan kita "perfect" seutuhnya.
Saat kita menerimanya sebagai pasangan kita, tentu kita pun telah menerima semua baik buruknya dia, kelebihan kekurangan dia, plus minusnya dia dan termasuk semua "problem" dan kesibukan dia. Bila dia berbuat kesalahan, dengan senantiasa kita memaafkan. Karena tidak ada manusia yang luput dari kesalahan, 100 hanya milik Sang Pencipta. Ketika kita benar-benar menyayanginya dan mencoba memahami semua pemikirannya, apakah itu mencintainya secara apa adanya atau mencintainya secara buta? Saat kita menganggapnya sempurna dan tidak ada yang dapat menggantikannya dan tak mampu berpaling darinya. Apakah kita mencintai apa adanya atau mencintai secara buta?
Kata orang cinta itu butuh pengorbanan. Jika orang yang kita sayang bahagia, pasti kita akan ikut bahagia. Benarkah itu? Maukah kebahagiaan sendiri kita korbankan. Janganlah kita munafik. Manusia memiliki batas rasa kesabaran sehingga suatu saat kita pasti juga ingin merasakan kebahagiaan yang sesuai dengan kemauan kita. Jadi jika kita terus-terusan disakiti, kita pun perlu membeladiri, jangan pasrah aja. Melihat suatu permasalahan, janganlah hanya secara kasat mata namun lihatlah juga kedepannya.
Hmmm... So, sejauh mana kita bisa mencintai apa adanya tanpa harus membutakan mata? Apakah mungkin seseorang mencintai apa adanya tanpa menjadi buta? Ataukah mencintai secara buta berarti juga mencintai apa adanya?
Adakalanya di setiap sunyi Gaungan hampa itu Hinggap dan kian mengusik jiwa Nyiur sang bayu yang mulai resah Isyaratkan pergulatan batin yang mendera Akal sehat terlalu enggan tuk berbicara Filosofi pun tak jua turut serta tuk retaskan klimaks Impian hanyalah igauan belaka Tak kan pernah terpatri di pelupuk jiwa Hingga nantinya perut bumi kan memuntahkan seluruh riak karena muntabnya Rangkaian peristiwa sendu tlah diarungi Isakkan jeritan kalbu senantiasa menyertai Termaktub pedih dalam dimensi Untuk menatap gemerlap hari esok yang sarat Riuh dan canda tawa, mata ku pun seraya sayu Rintihan-rintihan itu tlah ku jawah di masa pencarian ku Arah rintangan itu tlah kujejaki dalam lembaran hidupku Hambatan demi hambatan itu tlah ku atasi di dalam rapuhnya relungku…dan kini Inilah saatnya ku merangkak tuk tegap berdiri kembali dan Merangkai kebahagaiaan sejati walau hanya dengan akhir nafas hati
NB : Puisi dibuatkan oleh My Best Friend “Nuning” Makasih kamu udah mau jadi sahabatku sejak SMP Dan kamu takkan pernah tergantikan sampai kapanpun.
Seiring berjalannya waktu, tak terasa kini kita sudah berada di penghujung tahun 2007. Tentunya kita melewati tahun itu dengan tangis dan canda tawa kita. Termasuk bagaimana orang lain memandang kita. Hal yang tak dapat dipungkiri dalam cara bagaimana orang tersebut mengenal kita adalah dari tingkah laku dan sifat-sifat kita. Bila suatu hari kita bertemu dengan orang baru, tentunya kesan pertama yang dilihat adalah penampilan luarnya. Setelah sekian lama waktu berlalu, barulah kita pun ikut menilai sifat-sifatnya yang ada dari dalam. Tak sering kita jumpai ada sebuah pepatah yang mengatakan “Janganlah melihat sesuatu hanya dari penampilan luarnya saja, namun lihatlah juga sisi dalamnya”. Karena tak selamanya penampilan luar yang baik itu menampakkan juga keindahan di dalamnya, kadang kala penampilan luar pun dapat menyesatkan kita ke jalan yang salah. Namun di sisi lain, kita pun tidak berhak menghakimi mereka dengan cara seperti itu.
Bila kita berada dalam posisi sebagai orang yang selalu dihakimi orang lain, janganlah kita berubah hanya demi mendapatkan perhatian dari orang lain. Karena segala sesuatunya berasal dari dalam hati, sehingga kita jugalah yang merasakan baik buruknya apa yang telah kita lakukan. Apalah gunanya bila kita ingin berubah namun tidak dimulai dari dalam hati, apalagi hanya mengikuti “trend” perkembangan zaman sekarang (yang kurang baik) maupun ikut-ikutan orang lain. Hal seperti itu akan dapat membuat kita tidak nyaman dan tentunya menyengsarakan diri sendiri. Untuk itu hendaknya kita harus introspeksi diri terlebih dahulu. Dengan begitu kita dapat menilai apa yang memang sudah benar dan apa yang masih harus kita perbaiki.
Perubahan yang dilakukan pun harus melewati beberapa proses. Sesuatu yang baik adalah sesuatu yang dilakukan secara bertahap, tidak instant. Perubahan yang dilakukan dalam sekejap, akan hilang dalam sekejap pula. Untuk itu pula kita harus bekerja keras untuk menggapainya. Perlu pengorbanan untuk dapat mencapai hasil yang terbaik. Agar kita dapat membuktikan kepada dunia bahwa kita bisa menjadi orang yang lebih baik lagi dari yang kemarin-kemarin.
Mulailah dengan merubah kebiasaan-kebiasaan buruk yang sering kita lakukan. Jangan terlalu “ngoyo“. Lakukanlah hal-hal yang sederhana terlebih dahulu secara wajar. Agar orang-orang di sekitar kita tidak “negative thingking“ terhadap kita. Mengubah imej yang buruk bukanlah sesuatu yang gampang, melainkan harus step by step. Dengan begitu kita akan dapat menjadi orang yang pantang menyerah. Hal yang paling penting adalah “be your self“, artinya jadilah diri sendiri, janganlah mengubah diri kita yang tidak sesuai dengan pendirian kita, yang nantinya akan berakibat merugikan diri sendiri.
Untuk itu di tahun yang mendatang, Tunjukkan siapa dirimu sebenarnya dengan begitu inner beauty kita pun semakin terpancar seiring dengan outer beauty kita.
HAPPY NEW YEAR 2008.... Get the success with good imej in the new year 2008, GOOD LUCK...
Mama… Sesosok orang yang telah mengandungku selama 9 bulan lamanya. Beliau adalah bagian dari hidupku yang tak pernah terpisahkan dariku, meski ruang dan waktu memisahkan kami. Karena tangannyalah, kini ku beranjak dewasa. Ku dapati diriku telah menikmati indahnya hidup ini. Pengorbanannya yang sangat besar, tak ku pungkiri telah menjadikanku seorang anak yang cukup tegar. Hatinya yang begitu mulia telah memberiku semangat untuk terus melangkah menuju hari esok yang menanti di depan mata. Beliau curahkan kasih sayangnya padaku tak jemu-jemu. Menasehatiku dengan begitu sabar yang takkan pernah ku lupa. Kini, seiring bertambahnya usiaku, ku merajut asa menggapai mimpi dengan bimbingan beliau. Menuntun diriku dalam meniti hidup. Wahai Mama, engkaulah insiprasiku. Karena beliaulah, aku masih sanggup berdiri untuk terus menjalani kerasnya hidup ini. Tak pernah terlintas dibenakku bila engkau tak ada di sampingku. Mungkin aku bagaikan orang buta yang kehilangan tongkatnya, bila suatu hari hal itu melanda diriku. Ku lihat lembaran sebelumnya, teringat bahwa selama ini aku jarang bercengkerama ataupun sekedar bercerita tentang indahnya hari ini padamu Mama. Itu bukan berarti aku tak menyayangi ataupun tak menghiraukan Mama. Namun, itu dikarenakan, kau begitu berkharisma untukku, hingga aku tak sanggup berkata-kata di depanmu Mama.
Aku bukanlah seorang yang naif. Tak ku pungkiri, jika selama ini aku sering mengecewakanmu Mama, membuatmu marah padaku pun aku sering tak sengaja melakukannya. Maafkan Nia, bila selama ini tak pernah membuat mama bangga. Nia hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Kini, di hari yang spesial ini, tak ada yang dapat ku berikan selain peluk dan ciumku serta ku ucapkan,
Di saat kita menemukan cinta sejati, tentu merasa bahagia dan semuanya terlihat lebih indah. Dimana kita mempunyai seseorang yang dapat kita ajak berbagi dalam senang maupun duka. Namun tidak semuanya berjalan dengan kemauan kita, kadang ada saja masalah yang melanda. Seperti contohnya, dikala pasangan kita mempunyai kekurangan, kita pun sebagai pasangannya harus dapat memakluminya. Karena kita telah mengenalnya, baik luar dan dalamnya. Namun dikala kita dapat menerima segala "minus"nya pasangan kita, itu berarti kita telah menyayanginya secara apa adanya. Bukan hanya keelokan paras dan hatinya, tetapi kekurangannya pun kita menerimanya. Coba kita telaah lagi, sama nggak sich dengan cinta buta. Cinta buta sendiri adalah cinta dimana kita mengesampingkan/menutupi semua kekurangan yang ada pada pasangan kita, sehingga kita mengganggap pasangan kita "perfect" seutuhnya.
Saat kita menerimanya sebagai pasangan kita, tentu kita pun telah menerima semua baik buruknya dia, kelebihan kekurangan dia, plus minusnya dia dan termasuk semua "problem" dan kesibukan dia. Bila dia berbuat kesalahan, dengan senantiasa kita memaafkan. Karena tidak ada manusia yang luput dari kesalahan, 100 hanya milik Sang Pencipta. Ketika kita benar-benar menyayanginya dan mencoba memahami semua pemikirannya, apakah itu mencintainya secara apa adanya atau mencintainya secara buta? Saat kita menganggapnya sempurna dan tidak ada yang dapat menggantikannya dan tak mampu berpaling darinya. Apakah kita mencintai apa adanya atau mencintai secara buta?
Kata orang cinta itu butuh pengorbanan. Jika orang yang kita sayang bahagia, pasti kita akan ikut bahagia. Benarkah itu? Maukah kebahagiaan sendiri kita korbankan. Janganlah kita munafik. Manusia memiliki batas rasa kesabaran sehingga suatu saat kita pasti juga ingin merasakan kebahagiaan yang sesuai dengan kemauan kita. Jadi jika kita terus-terusan disakiti, kita pun perlu membeladiri, jangan pasrah aja. Melihat suatu permasalahan, janganlah hanya secara kasat mata namun lihatlah juga kedepannya.
Hmmm... So, sejauh mana kita bisa mencintai apa adanya tanpa harus membutakan mata? Apakah mungkin seseorang mencintai apa adanya tanpa menjadi buta? Ataukah mencintai secara buta berarti juga mencintai apa adanya?
Adakalanya di setiap sunyi Gaungan hampa itu Hinggap dan kian mengusik jiwa Nyiur sang bayu yang mulai resah Isyaratkan pergulatan batin yang mendera Akal sehat terlalu enggan tuk berbicara Filosofi pun tak jua turut serta tuk retaskan klimaks Impian hanyalah igauan belaka Tak kan pernah terpatri di pelupuk jiwa Hingga nantinya perut bumi kan memuntahkan seluruh riak karena muntabnya Rangkaian peristiwa sendu tlah diarungi Isakkan jeritan kalbu senantiasa menyertai Termaktub pedih dalam dimensi Untuk menatap gemerlap hari esok yang sarat Riuh dan canda tawa, mata ku pun seraya sayu Rintihan-rintihan itu tlah ku jawah di masa pencarian ku Arah rintangan itu tlah kujejaki dalam lembaran hidupku Hambatan demi hambatan itu tlah ku atasi di dalam rapuhnya relungku…dan kini Inilah saatnya ku merangkak tuk tegap berdiri kembali dan Merangkai kebahagaiaan sejati walau hanya dengan akhir nafas hati
NB : Puisi dibuatkan oleh My Best Friend “Nuning” Makasih kamu udah mau jadi sahabatku sejak SMP Dan kamu takkan pernah tergantikan sampai kapanpun.